Para pencinta musik generasi 90an pasti tidak asing dengan
lagu Yogyakarta yang menjadi andalan Kla Project, band musik yang muncul di era
akhir 80-an dan berjaya di era 90-an.
Lagu Yogyakarta ini adalah salah satu single dari album KLa
Project yang berjudul Kedua dan dirilis pada tahun 1990 silam.
Album ini merupakan salah satu yang menuai banyak prestasi,
seperti 3 penghargaan dari BASF Awards di tahun 1991 untuk kategori lagu
terbaik, aransemen terbaik dan pop tekno terbaik untuk lagu Yogyakarta
Kemudian lagu Yogyakarta juga dinobatkan sebagai salah satu
dari 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa oleh majalah Rolling Stone.
Namun di balik suksesnya lagu Yogyakarta ini, rupanya ada
cerita menarik.
Lagu Yogyakarta ini sebenarnya adalah lagu dengan genre
elektronik yang saat itu menggunakan alat synthesizer yang kembali marak
dimainkan di era musik digital saat ini.
Salah satu personel KLa Project, Adi menjelaskan bahwa lagu
Yogyakarta itu menggunakan efek-efek tweaking audio yang dominan.
Sedangkan suara yang banyak dikira orang seperti derap kaki
delman atau kereta kuda itu berasal dari synthesizer.
Sementara itu, sang penulis lagu yaitu Katon Bagaskara yang
juga lead vocal band yang muncul sejak 23 Oktober 1988 silam, mengatakan bahwa
awalnya lagu ini tidak mencantumkan kata Yogyakarta pada liriknya.
Katon bermaksud membuat pendengar lagu ini untuk menebak
sendiri kota apa yang dimaksud dalam liriknya itu.
Bahkan belum terbesit dalam benak Katon akan menggunakan
Yogyakarta sebagai judul lagunya.
Hingga pada jam terakhir sebelum deadline take vocal di studio
itulah akhirnya ide judul lagu itu muncul.
Bahkan awalnya, lagu ini
justru menggambarkan sebuah kota yang eksotis di Eropa yang pernah Katon
singgahi saat masih bekerja di sebuah maskapai penerbangan.
Namun hatinya bergejolak dan bertanya-tanya, kenapa tidak
menggambarkan kota eksotis di Indonesia dan akhirnya saat menit-menit terakhir,
kata Yogyakarta muncul.
Bagi Katon, Kota Yogyakarta memiliki kenangan indah di masa
kecilnya sehingga memberikan kesan tersendiri.
Meskipun Katon lahir dan besar di Magelang, namun Kota
Yogyakarta sudah mengalir dalam darah seninya yang dia sebut sebagai sejiwa
karena kenangan.
Belum ada tanggapan untuk "Lagu Yogyakarta KLa Project Awalnya Gambarkan Kota di Eropa"
Posting Komentar