I. Pendahuluan: Sang Arsitek Suara KLa Project
Romulo Radjadin, yang lebih akrab disapa Lilo, adalah salah satu figur sentral dan tak terpisahkan dari KLa Project, sebuah kelompok musik progressive pop asal Indonesia yang telah mewarnai kancah musik Tanah Air sejak akhir 1980-an.
Dikenal luas sebagai gitaris dan vokalis kedua, peran Lilo melampaui sekadar seorang instrumentalis; ia merupakan salah satu arsitek di balik kekayaan musikal KLa Project yang berhasil memadukan berbagai genre.
KLa Project bukan hanya sekadar sebuah band; mereka adalah ikon yang berhasil menciptakan musik yang "kaya" dengan spektrum luas, mulai dari pop romantis yang mudah didengar, rock, jazz, disko, elektronik, hingga nuansa etereal.
Lagu-lagu mereka seperti "Yogyakarta" dan "Tak Bisa ke Lain Hati" telah menjadi lagu kebangsaan bagi banyak generasi, mengukir kenangan mendalam di hati para pendengar.
Artikel ini akan menelusuri perjalanan karir Lilo yang dinamis, mulai dari awal mula pembentukan KLa Project, kontribusinya yang tak ternilai, keputusannya untuk menempuh jalur solo, hingga reuni yang mengukuhkan kembali posisinya sebagai pilar abadi KLa Project.
II. Fondasi Harmoni: Kelahiran KLa Project dan Era Awal (1988-1992)
Kisah Pembentukan KLa Project
KLa Project secara resmi dibentuk pada tanggal 23 Oktober 1988 di Tebet, Jakarta. Lilo (Romulo Radjadin) bersama Katon Bagaskara, Adi Adrian, dan Ari Burhani adalah empat individu yang menjadi pondasi awal band ini.
Nama "KLa" sendiri merupakan akronim dari inisial para personel, dengan penggunaan huruf 'A' kecil untuk membedakan dua anggota yang memiliki inisial tersebut.
Pembentukan band ini dilandasi oleh komitmen yang mendalam; Katon Bagaskara bahkan rela mundur dari pekerjaannya sebagai pramugara maskapai Garuda demi fokus merintis karir di dunia musik bersama Lilo.
Dana awal untuk produksi demo rekaman lagu-lagu KLa pun bersumber dari tabungan pribadi Katon. Keputusan Katon untuk berinvestasi secara pribadi, baik waktu, karir, maupun finansial, bersama Lilo sejak awal, menciptakan ikatan yang kuat dan visi bersama yang mendalam.
Ini bukan sekadar pembentukan band, melainkan pembangunan sebuah entitas artistik dengan fondasi kokoh yang berasal dari pengorbanan pribadi, menjadi salah satu faktor kunci yang memungkinkan KLa Project bertahan dan berkembang, bahkan ketika musik mereka dianggap "lebih maju dari zamannya".
Sebagai gitaris dan vokalis kedua, Lilo memiliki peran fundamental dalam membentuk identitas musikal KLa Project. Keahliannya sebagai komposer juga diakui, berkontribusi pada kekayaan aransemen musik KLa.
Dalam konteks band progressive pop yang dikenal "sangat kaya" dengan berbagai genre, peran Lilo sebagai gitaris dan vokalis kedua sangat penting dalam mewujudkan "komposisi mahir" tersebut.
Seorang gitaris tidak hanya memainkan melodi, tetapi juga membentuk tekstur, harmoni, dan ritme, sementara keberadaan vokalis kedua krusial untuk harmoni vokal yang kompleks, yang sering menjadi ciri khas band pop progresif.
Oleh karena itu, Lilo bukan sekadar pelengkap, melainkan pilar sonik yang memberikan kedalaman dan dimensi pada musik KLa, melengkapi lirik Katon dan aransemen Adi. Kesuksesan KLa adalah hasil sinergi yang kompleks, di mana peran Lilo dalam aransemen dan harmoni vokal tak kalah penting dari lirik Katon.
Perjalanan KLa Project di era awal ditandai dengan rilisnya album-album yang menjadi tonggak sejarah musik Indonesia:
==> KLa (1989): Album perdana ini langsung mencetak hits seperti "Rentang Asmara", "Tentang Kita", "Waktu Tersisa", dan "Laguku". Lilo sebagai gitaris dan vokalis kedua jelas memiliki andil besar dalam kesuksesan awal ini.
==> Kedua (1991): Album ini melahirkan lagu monumental "Yogyakarta", yang menjadi salah satu lagu paling ikonik KLa Project. Lagu ini, bersama "Tak Bisa Kelain Hati", sering dikutip sebagai hits pop romantis KLa.
==> Pasir Putih (1992): Album ketiga ini juga mencetak hits seperti "Tak Bisa Ke Lain Hati" dan "Belahan Jiwa". Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan KLa Project untuk mencuri hati banyak pendengar, meskipun saat itu musik dengan irama Melayu masih populer.
Setelah album Pasir Putih dirilis pada tahun 1992, Ari Burhani memilih untuk keluar dari band dan beralih peran menjadi manajer. KLa Project kemudian berlanjut dengan formasi tiga orang: Katon, Lilo, dan Adi. Formasi trio ini menjadi identitas KLa Project untuk beberapa tahun ke depan.
III. Eksplorasi Musikal dan Jeda Personal (1993-2008)
Konsistensi dan Inovasi KLa Project (dengan Lilo)
Setelah kepergian Ari Burhani, KLa Project terus berkarya dengan formasi trio (Katon, Lilo, Adi) dan menelurkan lima album. Album-album penting di era ini meliputi:
==> Ungu (1994): Album keempat KLa, dengan bantuan additional drummer Ronald Fristianto.
==> V (1995): Album kelima, juga dengan bantuan additional drummer seperti Wong Aksan dan Rere.
==> KLakustik (1996): KLa Project menggelar konser akustik yang kemudian dirilis dalam bentuk album live.
==> Sintesa (1998) dan KLasik (1999): Album-album ini terus menunjukkan evolusi musikal KLa Project.
Jalur Solo dan Kolaborasi Lilo
Selama menjadi bagian dari KLa Project, Lilo juga menunjukkan dorongan kreatif independennya. Ia merilis album studio solonya berjudul Solo pada 20 Januari 1996, saat ia masih menjadi anggota aktif KLa Project.
Album bergenre Rock ini menampilkan sembilan lagu dengan durasi total 50:28, melibatkan banyak musisi ternama seperti Pay Burman, Thomas Ramdhan, Eet Sjahranie, Ronald Fristianto, dan Paquita Widjaja.
Fakta bahwa album solo ini dirilis sebelum ia keluar dari KLa Project mengindikasikan bahwa keinginannya untuk berekspresi secara individual bukan hanya respons terhadap perpisahan, melainkan bagian inheren dari perjalanan artistiknya.
Selain itu, Lilo juga aktif dalam berbagai proyek kolaborasi dengan musisi lain, menunjukkan fleksibilitas dan jangkauan musikalnya. Beberapa di antaranya termasuk:
Backing vocal pada lagu "Cukup Siti Nurbaya" di album Terbaik Terbaik Dewa 19 (1995).
Backing vocal pada lagu "Kirana" di album Pandawa Lima Dewa 19 (1997).
Backing vocal pada lagu "Rahasia Perempuan" di album Keseimbangan Ari Lasso (2003).
Rhythm guitar pada lagu "Hadapi Saja" di album In Collaboration With Iwan Fals (2003).
Kolaborasi yang terjadi selama masa hiatusnya dari KLa Project, seperti kolaborasi dengan Ari Lasso dan Iwan Fals pada tahun 2003, semakin menguatkan bahwa ia tetap aktif bermusik dan tidak pasif selama periode tersebut.
Hal ini menunjukkan dedikasi yang konsisten terhadap seni musik, terlepas dari statusnya di KLa Project, menyoroti Lilo sebagai individu kreatif yang memiliki jalur artistik paralel.
Jeda dari KLa Project (Maret 2001 - 2008)
Pada bulan Maret 2001, Lilo memutuskan untuk keluar dari KLa Project. Band ini tetap berjalan dengan Katon dan Adi, bahkan sempat menambah tiga personel baru (Erwin Prasetya, Yoel Priyatna, Hari Goro) dan mengubah nama menjadi NuKLa pada tahun 2003. NuKLa sempat merilis album "New Chapter" pada tahun 2004.
Namun, pada tahun 2006, NuKLa berganti nama kembali menjadi KLa Project. Salah satu alasannya adalah "sulitnya mengubah citra KLa yang lama menjadi baru". "Citra KLa yang lama" yang sulit diubah setelah Lilo keluar, secara kuat menyiratkan betapa fundamentalnya kontribusi Lilo terhadap identitas musikal asli band.
Kepergiannya tidak hanya meninggalkan kekosongan posisi gitaris, tetapi juga mengganggu esensi artistik KLa yang sudah melekat di benak penggemar. Keputusan untuk kembali ke nama asli KLa Project, bahkan sebelum Lilo kembali, adalah pengakuan implisit bahwa daya tarik dan warisan band sangat terikat pada formasi dan suara orisinalnya, di mana Lilo memiliki peran krusial.
Periode ini menandai fase transisi bagi KLa Project tanpa kehadiran Lilo, sekaligus menegaskan betapa Lilo adalah penentu identitas band.
IV. Reuni dan Kebangkitan Kembali: Babak Baru KLa Project (2008-Sekarang)
Pada tahun 2008, KLa Project mengadakan reuni yang sangat dinanti-nantikan oleh para penggemar mereka, "KLanese". Reuni ini ditandai dengan diluncurkannya mini album berjudul KLa Returns. Kembalinya Lilo ke formasi trio bersama Katon dan Adi mengembalikan esensi KLa Project yang dikenal dan dicintai.
Kegagalan NuKLa untuk sepenuhnya mengubah citra dan keputusan untuk kembali ke nama KLa Project, diikuti oleh reuni dengan Lilo, secara kausal menunjukkan bahwa Lilo adalah elemen yang sangat diperlukan untuk mempertahankan "DNA" musikal dan identitas band yang dikenal publik.
Reuni ini bukan hanya reuni personel, tetapi reuni identitas artistik yang utuh, yang kemudian terbukti dengan kembalinya produktivitas album. Hal ini menunjukkan bahwa relevansi KLa Project, bahkan setelah puluhan tahun, sangat bergantung pada keutuhan komposisi inti anggotanya, termasuk Lilo.
Kembalinya Lilo membawa kembali dinamika dan kreativitas yang khas KLa Project. Hal ini terlihat dari rilis album penuh pertama setelah reuni, eXcellentia, pada akhir tahun 2011, yang merupakan album rekaman ke-10 grup ini.
Kehadiran Lilo kembali memperkuat aransemen musik dan harmoni vokal yang menjadi ciri khas band.
Keterlibatan dalam Konser dan Perayaan Ulang Tahun
Lilo tetap aktif dalam berbagai konser dan perayaan penting KLa Project. Mereka merayakan 35 tahun berkarya dengan konser "Harmoni Cahaya" pada 31 Oktober 2023 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, menampilkan 27 lagu selama tiga jam.
Lilo, bersama Katon dan Adi, tampil memukau. Konser "AETERNITAS" pada 25 Oktober 2024 di Istora Senayan, Jakarta, merayakan ulang tahun ke-36 KLa Project, di mana Lilo juga turut serta.
Konser ini menampilkan perpaduan gamelan Jawa dan rampak kendang Sunda, serta visual yang memukau, menunjukkan eksplorasi musikal KLa yang berkelanjutan. Lilo bahkan menunjukkan "old-school dance moves" saat membawakan lagu "Laguku" dalam konser tersebut, menambah kehangatan interaksi dengan penggemar.
Tema konser ulang tahun ke-36 KLa Project, "Resonansi Regenerasi: Musik Abadi, Jembatan Antar Generasi" , secara eksplisit menyatakan tujuan band untuk menjembatani generasi melalui musik abadi mereka.
Kehadiran Lilo, sebagai anggota pendiri yang telah melalui berbagai fase band, secara simbolis dan praktis mewujudkan jembatan ini. Ia membawa warisan suara asli KLa ke panggung kontemporer, memastikan bahwa "musik abadi" mereka tetap hidup dan relevan.
Aksi panggungnya yang interaktif, seperti tarian, menunjukkan kemampuannya untuk terhubung dengan audiens secara langsung, memperkuat ikatan lintas generasi yang menjadi tujuan band.
Ini adalah bukti nyata bagaimana personel inti, termasuk Lilo, secara aktif berkontribusi pada warisan dan keberlanjutan band.
Kontribusi Penulisan Lagu Terkini
Lilo juga tercatat sebagai penulis lagu untuk beberapa hits KLa Project, seperti "Terpuruk Ku Disini", "Satu Kayuh Berdua", dan "Hidup Seputarku". Hal ini menggarisbawahi perannya yang tidak hanya sebagai instrumentalis, tetapi juga sebagai kontributor kreatif dalam penciptaan karya.
V. Karakteristik Musikal dan Warisan Lilo
Gaya Bermain Gitar yang Khas
Lilo dikenal sebagai gitaris yang mampu memadukan berbagai genre dalam permainannya, termasuk Rock, Pop, dan Jazz. Penggunaan berbagai efek pedal seperti Wah, Boost, Overdrive, dan Delay menunjukkan eksplorasi sonik yang mendalam, memungkinkan ia menciptakan tekstur suara yang kaya dan dinamis, berkontribusi pada ciri khas "progressive pop" KLa Project.
Gitar-gitar yang ia gunakan, seperti PRS Hollowbody II Piezo, PRS SE NF 3, dan Fender Stratocaster , juga mengindikasikan preferensinya terhadap instrumen yang serbaguna untuk berbagai gaya musik.
Fleksibilitas gaya bermain gitar Lilo, yang mencakup Rock, Pop, dan Jazz, serta kemampuannya memanfaatkan efek gitar untuk menciptakan beragam tekstur sonik, secara langsung memungkinkan KLa Project untuk mewujudkan ambisinya sebagai band "progressive pop" yang kaya genre.
Lilo bukan hanya memainkan bagian gitar; ia adalah instrumen kreatif yang memungkinkan band untuk mengeksplorasi dan menggabungkan elemen-elemen musik yang berbeda, sehingga menciptakan suara yang unik dan inovatif yang menjadi ciri khas KLa Project. Tanpa gaya dan eksplorasi Lilo, kekayaan musikal KLa Project mungkin tidak akan sekompleks itu.
Peran dalam Harmoni Vokal
Sebagai vokalis kedua, Lilo memiliki peran penting dalam menciptakan harmoni vokal yang menjadi salah satu ciri khas KLa Project. Harmoni ini menambah kedalaman dan emosi pada lagu-lagu KLa, memperkaya pengalaman mendengarkan.
Dampak pada Evolusi Suara KLa Project
Kehadiran Lilo, dengan gaya gitar dan kontribusi vokalnya, telah secara signifikan membentuk dan mengembangkan suara KLa Project sepanjang dekade.
Kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai nuansa musik, dari romantis pop hingga elektronik, memungkinkan KLa Project untuk terus bereksperimen tanpa kehilangan identitas inti mereka.
Kontribusi Lebih Luas pada Musik Indonesia
Melalui karyanya bersama KLa Project dan proyek solonya, Lilo telah memberikan kontribusi signifikan terhadap kekayaan musik Indonesia. KLa Project sendiri telah "menambah warna pada kancah musik Indonesia sejak tahun 1980-an", dan Lilo adalah bagian integral dari perjalanan itu.
Keberhasilan mereka dalam memadukan genre dan menciptakan lagu-lagu yang abadi telah menginspirasi banyak musisi dan membentuk selera musik generasi.
VI. Kesimpulan: Lilo, Pilar Abadi KLa Project
Perjalanan karir Romulo Radjadin alias Lilo adalah cerminan dedikasi, eksplorasi artistik, dan ketahanan yang luar biasa.
Dari perannya sebagai salah satu pendiri KLa Project yang membentuk suara ikonik band, melalui periode solo yang menunjukkan independensi kreatifnya, hingga reuni yang mengukuhkan kembali posisinya sebagai pilar tak tergantikan, Lilo telah mengukir jejak yang mendalam dalam sejarah musik Indonesia.
Kontribusinya sebagai gitaris, vokalis kedua, dan penulis lagu telah memberikan dimensi yang kaya pada musik KLa Project, membantu band tersebut bertahan dan tetap relevan lintas generasi.
Lilo, bersama Katon dan Adi, terus memastikan bahwa "musik abadi" KLa Project tetap beresonansi, menjembatani kenangan masa lalu dengan harapan masa depan, dan terus menginspirasi para penggemar.
Perjalanan karirnya adalah bukti nyata bahwa talenta, visi, dan komitmen dapat menciptakan warisan artistik yang abadi.
Belum ada tanggapan untuk "Romulo Radjadin "Lilo": Mengukir Jejak Abadi dalam Harmoni KLa Project dan Perjalanan Solonya"
Posting Komentar