Pendahuluan: Pertemuan Dua Legenda di Titik Awal
Deddy Dores, nama yang tak asing di kancah musik Indonesia, seringkali dikenang sebagai maestro di balik lagu-lagu pop balada yang melankolis dan produser sukses yang melahirkan bintang-bintang besar.
Namun, jauh sebelum citra tersebut melekat kuat, Deddy Dores memiliki akar yang mendalam di skena musik rock progresif dan hard rock Tanah Air.
Ia adalah seorang musisi multi-genre yang mampu menjelajahi berbagai spektrum musik, mulai dari psychedelic, progressive rock, hard rock, blues rock, heavy metal, ballad rock, pop rock, hingga candy pop.
Kemampuan musikalitasnya yang luas ini, sebagai seorang penyanyi utama, gitaris utama, kibordis, pencari bakat, dan produser musik , seringkali terlewatkan dalam narasi besar kariernya.
Hal ini menunjukkan bahwa kesuksesan komersialnya di kemudian hari dalam genre pop mungkin telah membayangi akar rock fundamentalnya. Keterlibatannya dengan God Bless bukanlah sebuah anomali, melainkan sebuah manifestasi alami dari eksplorasi musikalnya di awal karier.
Fleksibilitas musikalitasnya yang luas ini kemungkinan besar turut berkontribusi pada palet suara yang beragam dari God Bless di masa-masa awal.
Di sisi lain, God Bless berdiri kokoh sebagai salah satu pilar utama musik rock legendaris Indonesia, yang telah berkarya selama puluhan tahun dan menjadi inspirasi bagi banyak generasi.
Di balik kemegahan dan konsistensi God Bless yang kita kenal saat ini, terdapat sebuah babak awal yang krusial namun kerap terabaikan, di mana Deddy Dores memainkan peran fundamental.
Meskipun singkat, periode ini adalah fondasi penting yang turut membentuk identitas musikal awal band, dan perannya di God Bless disebut memiliki dampak yang cukup besar.
Memahami keterlibatan Deddy Dores di era awal God Bless bukan sekadar menelusuri sejarah, melainkan mengungkap sebuah kepingan mozaik yang memperkaya pemahaman kita tentang evolusi dua entitas musik besar ini.
Formasi Awal dan Momen Krusial 1972-1973
Sejarah God Bless berawal dari angan-angan Achmad Albar, yang akrab disapa Iyek, setelah kembali dari Belanda.
Pada tahun 1972, Iyek berinisiatif membentuk sebuah band dan mengajak beberapa musisi berbakat: Ludwig Lemans, gitaris dari band Clover Leaf yang pernah bersama Iyek di Belanda; Fuad Hassan pada drum; Donny Fattah pada bass; dan Deddy Dores pada kibor. Formasi embrio inilah yang kemudian menjadi cikal bakal God Bless.
Pada tahun yang sama, formasi awal ini sempat mengikuti sebuah pentas musik berskala besar bernama "Summer '8" di Ragunan, Jakarta. Acara ini merupakan semacam festival Woodstock ala Indonesia yang diikuti oleh berbagai grup musik dari Indonesia, Malaysia, dan Filipina, menandai salah satu penampilan awal mereka di hadapan publik.
Namun, tak lama setelah momen "Summer '8" tersebut, terjadi pergantian personel yang signifikan. Deddy Dores memutuskan untuk keluar dari formasi dan posisinya kemudian digantikan oleh Jockie Soerjoprajogo.
Pergantian ini memiliki implikasi penting terhadap narasi pembentukan God Bless. Meskipun Deddy Dores adalah bagian integral dari formasi awal di tahun 1972, ia tidak menjadi bagian dari penampilan publik resmi pertama God Bless yang sangat bersejarah.
Pada tanggal 5 dan 6 Mei 1973, God Bless tampil untuk pertama kalinya di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, sebuah debut yang menandai resminya nama God Bless. Pada saat itu, Deddy Dores telah kembali ke band lamanya, Freedom of Rhapsodia.
Adanya perbedaan antara "formasi awal" (1972 dengan Deddy Dores) dan "debut resmi" (Mei 1973 tanpa Deddy Dores) menunjukkan fase transisi dan fluiditas yang umum terjadi pada pembentukan band-band legendaris di era tersebut.
Ini bukan sekadar pergantian personel, melainkan bagian dari proses pencarian identitas dan personel inti. Banyak band melalui beberapa iterasi sebelum mengukuhkan barisan "klasik" mereka.
Peran Deddy Dores bersifat fundamental dalam tahap konseptualisasi band, namun bukan pada peluncuran publiknya. Hal ini mengindikasikan bahwa God Bless, seperti banyak band lain, adalah sebuah "proyek yang sedang berjalan" di masa-masa awalnya.
Kontribusi Musikal dalam Soundtrack Film "Ambisi" (1973)
Meskipun Deddy Dores tidak terlibat dalam debut panggung resmi God Bless pada Mei 1973, jejak kontribusi musikalnya terhadap band ini terekam dengan jelas dalam sejarah melalui keterlibatannya dalam penggarapan Original Soundtrack (OST) film "Ambisi" pada tahun 1973.
Proyek ini menjadi bukti nyata perannya dalam karya rekaman awal God Bless, menunjukkan bahwa kontribusinya bukan sekadar keanggotaan sementara tanpa jejak, melainkan bagian dari fondasi suara mereka.
Dalam proyek OST "Ambisi" ini, Deddy Dores berperan sebagai kibordis dan gitaris akustik. Formasi God Bless yang terlibat dalam penggarapan soundtrack film yang disutradarai oleh Nya Abbas Akup ini adalah: Achmad Albar (Vokal), Ludwig Lemans (Lead Guitar), Deddy Dores (Keyboard, Acoustic Guitar), Donny Fattah (Bass), dan Fuad Hasan (Drums, Percussion).
Salah satu lagu kunci dari soundtrack ini adalah "Persembahanku," yang diciptakan dan diaransemen oleh God Bless. Menariknya, lagu ini diadaptasi dari lagu "I Will" milik grup The Rattles, sebuah praktik yang umum di era tersebut di mana band-band Indonesia sering mengadaptasi karya-karya Barat dengan sentuhan lokal.
Selain itu, lagu "Free Ride" juga menjadi bagian dari album soundtrack ini. Musik God Bless pada era ini sudah menunjukkan ciri khas hard rock dan progressive rock , meskipun mungkin belum seberat album-album mereka di kemudian hari.
Keterlibatan Deddy Dores dengan kemampuan keyboard dan gitar akustiknya menambah dimensi pada suara awal band, memberikan nuansa yang unik pada fase formatif mereka.
Penting untuk dicatat bahwa soundtrack "Ambisi" juga menampilkan musisi legendaris lain seperti Koes Plus dan Bimbo, menunjukkan betapa pentingnya proyek ini di kancah musik Indonesia pada masanya.
Kehadiran Deddy Dores dalam formasi ini, meskipun singkat, memberikan warna yang khas pada aransemen musik God Bless di era awal. Ini adalah bukti konkret bahwa perannya melampaui sekadar anggota yang lewat, melainkan seorang kontributor yang karyanya terekam dan menjadi bagian dari diskografi awal band.
Durasi Singkat dan Perjalanan Setelah God Bless
Masa bakti Deddy Dores bersama God Bless memang relatif singkat, berlangsung sekitar tahun 1973 hingga 1974. Setelah keterlibatannya dalam penggarapan OST "Ambisi" dan periode singkat tersebut, Deddy Dores kembali ke band lamanya, Freedom of Rhapsodia.
Namun, kepergiannya dari God Bless sama sekali tidak menghentikan laju karier musiknya yang gemilang.
Deddy Dores adalah musisi yang sangat produktif dan memiliki visi artistik yang kuat, yang mungkin menjadi salah satu alasan di balik durasi singkatnya dengan God Bless.
Ia terus bergerak dan mengeksplorasi berbagai proyek musikal. Setelah Freedom of Rhapsodia, ia bergabung dengan Giant Step pada tahun 1974 hingga 1975 dan memberikan kontribusi signifikan pada album "Mark I" yang dirilis pada tahun 1975.
Puncak dari perjalanan rocknya adalah pembentukan band SUPERKID pada tahun 1976, di mana ia berkolaborasi dengan Deddie Stanzah dan Jelly Tobing.
Bersama SUPERKID, Deddy Dores merekam beberapa album, mengukuhkan kapasitasnya sebagai seorang penyanyi utama, gitaris utama, kibordis, pencari bakat, dan produser musik.
Perjalanan karier Deddy Dores setelah God Bless menunjukkan bahwa kepergiannya bukanlah tanda ketidakcocokan atau kegagalan, melainkan refleksi dari jalur karier multi-faceted dan ambisius yang ia miliki.
Ia adalah seorang seniman yang terus mencari lahan baru untuk berekspresi dan memimpin proyek-proyek musiknya sendiri, yang pada akhirnya mendiversifikasi warisannya jauh melampaui satu band saja.
Ini menggambarkan Deddy Dores sebagai kekuatan kreatif yang tak pernah berhenti berevolusi dan menjelajah, sebuah karakteristik yang mungkin membuatnya tidak terikat pada satu formasi band dalam jangka waktu yang sangat panjang.
Warisan dan Pengakuan: Jejak yang Tak Terhapus
Meskipun Deddy Dores tidak menjadi anggota jangka panjang God Bless, jejaknya dalam sejarah band ini tetap tak terhapuskan. Kontribusinya pada soundtrack film "Ambisi" adalah bukti nyata yang terekam dalam diskografi awal band, sebuah artefak sejarah yang menangkap esensi suara God Bless pada masa-masa awal pembentukannya.
Bakatnya sebagai musisi multi-instrumentalis—pemain keyboard, gitaris akustik, vokalis, dan komposer—memberikan warna unik pada fase awal God Bless, membantu membentuk fondasi musikal mereka sebelum formasi klasik yang lebih dikenal terbentuk.
Pengakuan atas perannya tidak hanya berasal dari catatan sejarah, tetapi juga dari keinginan pribadinya. Sebelum meninggal dunia pada 17 Mei 2016, Deddy Dores pernah mengungkapkan keinginan untuk mengadakan konser reuni dengan God Bless.
Keinginan ini merupakan sebuah pernyataan yang mendalam, menunjukkan bahwa, meskipun singkat, periode kebersamaannya dengan God Bless memiliki makna personal dan profesional yang signifikan baginya.
Hal ini menyiratkan adanya ikatan emosional dan pengakuan timbal balik antara dirinya dan band, terlepas dari singkatnya kebersamaan mereka.
Keinginan reuni ini memperkuat gagasan bahwa perannya di God Bless, yang disebut memiliki "peran yang cukup besar", memang meninggalkan kesan yang mendalam, baik bagi dirinya maupun bagi sejarah God Bless itu sendiri.
Ini mengubah fakta sejarah sederhana menjadi narasi tentang koneksi yang abadi dan warisan musik yang dibagi.
Kesimpulan: Babak Penting dalam Mozaik Sejarah Musik Indonesia
Kisah Deddy Dores bersama God Bless adalah sebuah babak penting yang seringkali terlewatkan dalam narasi besar sejarah musik rock Indonesia.
Meskipun masa baktinya relatif singkat, Deddy Dores adalah bagian integral dari narasi awal God Bless. Perannya sebagai kibordis dan gitaris akustik dalam formasi embrio tahun 1972, serta kontribusinya yang terekam jelas pada soundtrack film "Ambisi" tahun 1973, adalah bukti nyata jejaknya yang tak terhapuskan.
Periode ini membentuk salah satu fondasi awal bagi band rock legendaris tersebut, memberikan gambaran tentang evolusi musikal God Bless dari masa-masa awal yang dinamis dan penuh eksplorasi.
Kehadiran Deddy Dores, dengan musikalitasnya yang luas dan kemampuan multi-instrumentalnya, turut mewarnai fase formatif God Bless, sebelum band tersebut menemukan formasi klasiknya.
Sejarah musik Indonesia kaya akan babak-babak yang sering terlewatkan, dan kisah Deddy Dores bersama God Bless adalah salah satu mosaik penting yang memperkaya pemahaman kita tentang perjalanan panjang para legenda dan dinamika di balik pembentukan ikon-ikon musik Tanah Air.
Belum ada tanggapan untuk "Deddy Dores dan Jejak Singkatnya dalam Sejarah God Bless: Sebuah Babak Krusial yang Terlupakan"
Posting Komentar